Oleh: Yuni Anggraeni, S.Si, Apt.
Obat-obatan
tersedia dalam berbagai jenis bentuk sediaan yang sudah tentu berbeda dalam
cara penggunaannya. Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal, kita harus tahu
cara penggunaan tiap jenis obat dengan sebaik-baiknya. Biasanya, setiap obat
mencantumkan cara penggunaan obat tersebut pada label, kemasan, atau brosur
obat. Dengan demikian, untuk menghindari kesalahan, bacalah selalu petunjuk
yang tertera pada label, kemasan, atau brosur yang tersedia.
- OBAT
ORAL (lewat mulut)
Obat oral
merupakan jenis obat yang diberikan lewat mulut. Perlu diketahui dengan pasti
apakah obat harus diminum sebelum atau sesudah makan. Terdapat tiga bentuk
utama obat oral yakni tablet atau kaplet, kapsul, dan cairan. Umumnya setiap
jenis obat bisa dibuat dalam berbagai bentuk sehingga kita bisa memilih bentuk
sediaan mana yang paling kita suka. Contohnya, bila tablet terlalu besar untuk
ditelan, kita bisa memilih sediaan sirup.
Ø Tablet
Tablet terdiri
dari beberapa jenis dengan fungsi yang berbeda-beda. Beberapa tablet melepaskan
obat secara perlahan-lahan untuk jangka waktu yang lama. Ada juga jenis tablet
yang melepaskan obat setelah masuk di usus halus bukan di lambung. Oleh karena
itu, jangan melumatkan ataupun mengunyah tablet sebelum ditelan, kecuali atas
persetujuan dokter atau apoteker. Bagi anak yang sukar menelan tablet atau
kapsul mintalah bentuk sirup.
Beberapa jenis
tablet antara lain:
- Tablet
sublingual:
tablet yang harus diletakkan di bawah lidah di mana kaya akan pembuluh
darah sehingga bahan obat akan diserap dengan cepat.
- Tablet
effervescent yang larut: tablet dilarutkan dahulu dalam segelas air sebelum
diminum.
- Tablet
kunyah:
tablet ini harus dikunyah sebelum ditelan, dan tidak untuk ditelan dalam
keadaan utuh. Biasanya berfungsi untuk melapisi dinding lambung.
- Tablet
bersalut enterik:
tablet ini harus ditelan utuh. Bentuk ini berfungsi untuk menahan obat
agar tidak pecah dan larut di lambung, karena obat ini akan menyebabkan
iritasi atau akan dirusak oleh cairan lambung. Lapisan luar obat dibuat
khusus sehingga obat hanya bisa dilepas dalam lingkungan yang rendah kadar
asam di bagian usus halus. Karena itu, jangan menelan obat bersalut
bersama-sama dengan antasida, karena antasida akan menurunkan kadar asam
lambung sehingga obat akan dikeluarkan di lambung bukan di usus halus.
- Tablet slow-release: tablet ini harus
ditelan dalam keadaan utuh. Berfungsi untuk melepaskan obat secara
perlahan-lahan dalam jangka waktu yang lama. Obat ini biasanya ditandai
dengan huruf SR (Slow Release) di belakang nama obat. Misal: Nuelin
SR.
Ø Kapsul
Kapsul dibuat dari
campuran bahan obat dan bahan pembantu lainnya yang dibungkus oleh cangkang
kapsul baik keras maupun lunak. Obat akan lepas setelah kapsul bersentuhan
dengan cairan saluran cerna dan pecah. Setiap kapsul fungsinya berlainan.
Berikut beberapa jenis kapsul:
·
Kapsul
keras (dibuat dua bagian):
harus ditelan utuh, tetapi bila sukar ditelan bukalah kapsulnya dan minum
obatnya saja.
·
Kapsul
lunak (dibuat satu bagian):
harus ditelan utuh.
·
Kapsul
bersalut enterik: harus ditelan
utuh baik dalam bentuk keras ataupun lunak. Kapsul dibuat untuk menahan asam
lambung sehingga hanya terbuka setelah bersentuhan dengan cairan usus halus.
·
Kapsul slow-release: harus ditelan utuh baik dalam bentuk
kapsul keras ataupun lunak. Kapsul dan isinya berfungsi untuk melepaskan obat
secara perlahan-lahan dalam jangka waktu yang lama.
Ø Cairan
Ada dua aturan
penting yang harus dipatuhi dalam mengkonsumsi obat dalam bentuk cair, yakni:
- Kocoklah
dengan baik sebelum diminum. Cara mengocok yang benar adalah dengan cara
membolak-balikkan botol secara perlahan-lahan berulang kali. Jangan
mengocok kuat-kuat karena akan membentuk gelembung-gelembung udara.
- Gunakan
sendok obat untuk mengukur dosis secara tepat. Jangan menggunakan sendok
teh karena tidak ada standar ukuran sendok teh.
2.
SUNTIKAN
Obat suntik
biasanya harus diberikan oleh petugas kesehatan yaitu dokter, perawat, atau
bidan. Namun, apabila obat suntik ini diperlukan dalam jangka waktu yang lama
maka kita bisa melakukannya sendiri dengan belajar menyuntik terlebih dahulu.
Obat diberikan dalam bentuk suntikan karena beberapa alasan:
®
Perlu efek yang
cepat.
®
Perlu efek lokal,
misal tempat suntikan.
® Tidak bisa
diberikan lewat mulut (misalnya karena akan dirusak oleh cairan lambung,
penyerapan jelek, merangsang lambung, penderita selalu muntah atau penderita
dalam keadaan pingsan).
Suntikan melalui
vena akan lebih cepat bekerja daripada obat suntikan lewat otot ataupun bawah
kulit. Cara pemberian suntikan tergantung pada keadaan penyakit dan jenis dari
obat itu sendiri
3.
Supositoria
Supositoria
merupakan bentuk obat yang penggunaannya dimasukkan ke dalam dubur. Obat
diberikan dalam bentuk supositoria karena:
- Perlu efek
lokal, misal untuk wasir dan sebagai enema.
- Tidak bisa
diberikan lewat mulut.
Apabila
supositoria menjadi lunak, dinginkan dalam kulkas selama 30 menit supaya
mengeras kembali, atau simpanlah di dalam kulkas.
Cara menggunakan supositoria:
- Buka
pembungkus obat.
- Basahilah
supositoria dan masukkan jari dalam air.
- Berbaring
miring dengan tungkai yang di bawah lurus, dan yang di atas ditekuk.
- Masukkan
supositoria, kira-kira 2 cm ke dalam dubur.
- Terus
berbaring selama 15 menit.
- Cuci tangan
dengan air sabun untuk menghilangkan kotoran.
4.
OVULA
DAN TABLET VAGINA
Ovula merupakan bentuk sediaan padat yang cara penggunaannya dimasukkan ke
dalam vagina. Ovula harus digunakan terus meskipun dalam keadaan menstruasi,
tetapi bersetubuh sebaiknya dihindari dahulu selama pengobatan. Apabila sedang
hamil, konsultasikan ke dokter.
Ovula mirip dengan
supositoria yang sifatnya mudah lunak. Apabila jadi lembek, dinginkan dalam
kulkas selama 30 menit supaya mengeras sebelum dimasukkan atau simpan dalam
kulkas.
Cara memasukkan
ovula atau tablet vagina yaitu:
- Cuci tangan
dengan air sabun (untuk mencegah infeksi vagina atau saluran kencing).
- Buka
pembungkus obat.
- Berbaring
telentang dengan kedua lutut ditekuk.
- Gunakan jari
atau aplikator untuk memasukkan ovula atau tablet vaginal sejauh mungkin
ke lubang vagina.
- Terus
berbaring sampai 15 menit.
- Cuci tangan.
- Apabila
diperlukan, pakailah pembalut wanita untuk mencegah pakaian menjadi kotor.
5.
OBAT
TOPIKAL
Obat topikal merupakan jenis obat yang langsung dioleskan pada bagian yang
memerlukannya. Terdapat empat macam obat topikal, yakni kulit, mata, telinga,
dan hidung.
6. Obat kulit
Obat kulit bisa dalam bentuk krim, salep, cairan, ataupun perekat transdermal.
Terdapat dua aturan penting untuk obat kulit, yaitu:
- Gunakan
sesuai petunjuk untuk mencegah penyerapan yang berlebihan dalam darah
sehingga bisa menyebabkan efek samping sistemik (mempengaruhi seluruh
sistem tubuh). Beberapa jenis obat kulit hanya untuk dioleskan tipis-tipis
di kulit seperti krim steroid, sedang yang lain harus sampai
dipijat-pijat.
- Cuci tangan
setelah mengoleskan obat untuk mencegah reaksi dengan jari-jari tangan
Anda atau mengenai bagian mata ataupun mulut.
Cara menggunakan
krim atau salep:
- Cuci tangan.
- Bersihkan
bagian yang akan diolesi.
- Oleskan obat
di bagian yang membutuhkan tipis-tipis.
- Ratakan obat
pada kulit, kecuali kalau memang dilarang.
- Cuci tangan
dengan air sabun.
6.
Perekat
transdermal
Jenis obat kulit
yang satu ini harus dilekatkan pada kulit. Obat dalam perekat akan dilepas
perlahan-lahan masuk ke dalam kulit. Terdapat empat aturan penting untuk
perekat transdermal:
- Pilihlah
bagian kulit yang tidak berambut dan bebas luka, jaringan parut, dan
radang.
- Bersihkan
bagian kulit dengan air.
- Buanglah obat
perekat yang lama untuk diganti dengan yang baru, tetapi harus di tempat
yang berbeda.
- Jangan
memotong besarnya perekat untuk menyesuaikan jumlah dosisnya.
7.
Obat
mata
Obat mata bisa
dalam bentuk tetes mata atau salep mata. Terdapat tiga aturan penting untuk
obat mata:
- Jangan sampai
alat tetes mata menyentuh permukaan mata karena mata sangat rentan
terhadap infeksi.
- Buanglah sisa
obat mata setelah disimpan selama satu bulan karena akan rusak dengan
cepat.
- Buanglah obat
mata bila berubah warna ataupun terbentuk partikel-partikel.
Cara pemakaian
tetes mata:
- Cuci tangan.
- Kocok supaya
tetes mata tercampur dengan baik.
- Tengadahkan
mata dan lihat ke atas.
- Bukalah
pelupuk mata bawah dengan jari.
- Peganglah
alat penetes sedekat mungkin dengan kantong pelupuk mata bawah tanpa
menyentuhnya.
- Teteskan satu
tetes ke dalam kantong mata, dan tutup mata perlahan-lahan untuk mencegah
jangan sampai obat menetes keluar mata.
- Terus tutup
mata sampai 1-2 menit. Apabila harus meneteskan obat yang lain, tunggu
sekitar 5 menit sebelum kembali meneteskan obat ke dalam mata.
Cara pemakaian
salep mata:
- Cuci tangan
dengan air sabun.
- Tengadahkan
kepala dan lihat ke atas.
- Bukalah
pelupuk mata bagian bawah dengan jari.
- Peganglah
alat aplikator sedekat mungkin tanpa menyentuh permukaan mata.
- Oleskan
sekitar 1 cm salep ke dalam mata. Tutup mata dan berkedip-kediplah
beberapa kali.
- Terus tutup
mata sampai 1-2 menit. Apabila perlu mengoleskan salep mata yang lain,
tunggu sampai 10 menit sebelum mengoleskan kembali.
8.
Obat
telinga
Cara pemakaian obat
telinga:
- Berbaring/tengadahkan
kepala sehingga telinga yang akan diobati menghadap ke atas.
- Kocok botol
untuk mencampur obat telinga dengan baik.
- Tarik daun
telinga ke atas dan ke belakang untuk meluruskan liang telinga (untuk
anak-anak, tarik ke bawah dan ke belakang).
- Teteskan
sebanyak yang dianjurkan ke liang telinga.
- Telinga tetap
menghadap ke atas sampai 5 menit supaya cairan masuk ke telinga.
9.
Obat
hidung
Cara pemakaian
obat hidung:
- Bersihkan
hidung dengan cara mengeluarkan ingus.
- Kocok obat
hidung.
- Tengadahkan
kepala sambil duduk atau berdiri atau berbaring telentang dengan kepala
tergantung di pinggir tempat tidur.
- Masukkan
aplikator sekitar 1 cm ke dalam hidung tanpa menyentuh sisi dalam hidung.
- Teteskan
sejumlah yang dianjurkan.
- Tetaplah
tengadah sampai 1-2 menit supaya obat merata ke seluruh bagian hidung.
Cara pemakaian
semprotan hidung:
- Bersihkan
hidung.
- Kocok
kuat-kuat untuk meratakan aerosol.
- Tengadahkan
sedikit kepala.
- Tutup satu
cuping hidung dengan jari, dan masukkan ujung botol semprot ke dalam
cuping hidung satunya.
- Aktifkan
semprotan hidung, dan pada saat yang sama, tarik nafas perlahan melalui
cuping hidung. Hembuskan nafas melalui mulut.
- Ulangi untuk
cuping hidung yang sebelahnya.
- Bersihkan
ujung alat yang masuk ke hidung sebelum ditutup kembali.
(Disadur dari buku Panduan
Kesehatan Keluarga)