Rabu, 12 November 2014

Cara-Cara Penggunaan Obat yang Benar


Oleh: Yuni Anggraeni, S.Si, Apt.




Obat-obatan tersedia dalam berbagai jenis bentuk sediaan yang sudah tentu berbeda dalam cara penggunaannya. Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal, kita harus tahu cara penggunaan tiap jenis obat dengan sebaik-baiknya. Biasanya, setiap obat mencantumkan cara penggunaan obat tersebut pada label, kemasan, atau brosur obat. Dengan demikian, untuk menghindari kesalahan, bacalah selalu petunjuk yang tertera pada label, kemasan, atau brosur yang tersedia.

  1. OBAT ORAL (lewat mulut)
Obat oral merupakan jenis obat yang diberikan lewat mulut. Perlu diketahui dengan pasti apakah obat harus diminum sebelum atau sesudah makan. Terdapat tiga bentuk utama obat oral yakni tablet atau kaplet, kapsul, dan cairan. Umumnya setiap jenis obat bisa dibuat dalam berbagai bentuk sehingga kita bisa memilih bentuk sediaan mana yang paling kita suka. Contohnya, bila tablet terlalu besar untuk ditelan, kita bisa memilih sediaan sirup.

Ø  Tablet
Tablet terdiri dari beberapa jenis dengan fungsi yang berbeda-beda. Beberapa tablet melepaskan obat secara perlahan-lahan untuk jangka waktu yang lama. Ada juga jenis tablet yang melepaskan obat setelah masuk di usus halus bukan di lambung. Oleh karena itu, jangan melumatkan ataupun mengunyah tablet sebelum ditelan, kecuali atas persetujuan dokter atau apoteker. Bagi anak yang sukar menelan tablet atau kapsul mintalah bentuk sirup.
Beberapa jenis tablet antara lain:

  • Tablet sublingual: tablet yang harus diletakkan di bawah lidah di mana kaya akan pembuluh darah sehingga bahan obat akan diserap dengan cepat.
  • Tablet effervescent yang larut: tablet dilarutkan dahulu dalam segelas air sebelum diminum.
  • Tablet kunyah: tablet ini harus dikunyah sebelum ditelan, dan tidak untuk ditelan dalam keadaan utuh. Biasanya berfungsi untuk melapisi dinding lambung.
  • Tablet bersalut enterik: tablet ini harus ditelan utuh. Bentuk ini berfungsi untuk menahan obat agar tidak pecah dan larut di lambung, karena obat ini akan menyebabkan iritasi atau akan dirusak oleh cairan lambung. Lapisan luar obat dibuat khusus sehingga obat hanya bisa dilepas dalam lingkungan yang rendah kadar asam di bagian usus halus. Karena itu, jangan menelan obat bersalut bersama-sama dengan antasida, karena antasida akan menurunkan kadar asam lambung sehingga obat akan dikeluarkan di lambung bukan di usus halus.
  • Tablet slow-release: tablet ini harus ditelan dalam keadaan utuh. Berfungsi untuk melepaskan obat secara perlahan-lahan dalam jangka waktu yang lama. Obat ini biasanya ditandai dengan huruf SR (Slow Release) di belakang nama obat. Misal: Nuelin SR.
Ø  Kapsul
Kapsul dibuat dari campuran bahan obat dan bahan pembantu lainnya yang dibungkus oleh cangkang kapsul baik keras maupun lunak. Obat akan lepas setelah kapsul bersentuhan dengan cairan saluran cerna dan pecah. Setiap kapsul fungsinya berlainan. Berikut beberapa jenis kapsul:
·         Kapsul keras (dibuat dua bagian): harus ditelan utuh, tetapi bila sukar ditelan bukalah kapsulnya dan minum obatnya saja.
·         Kapsul lunak (dibuat satu bagian): harus ditelan utuh.
·         Kapsul bersalut enterik: harus ditelan utuh baik dalam bentuk keras ataupun lunak. Kapsul dibuat untuk menahan asam lambung sehingga hanya terbuka setelah bersentuhan dengan cairan usus halus. 
·         Kapsul slow-release: harus ditelan utuh baik dalam bentuk kapsul keras ataupun lunak. Kapsul dan isinya berfungsi untuk melepaskan obat secara perlahan-lahan dalam jangka waktu yang lama.
Ø  Cairan

Ada dua aturan penting yang harus dipatuhi dalam mengkonsumsi obat dalam bentuk cair, yakni:
  • Kocoklah dengan baik sebelum diminum. Cara mengocok yang benar adalah dengan cara membolak-balikkan botol secara perlahan-lahan berulang kali. Jangan mengocok kuat-kuat karena akan membentuk gelembung-gelembung udara.
  • Gunakan sendok obat untuk mengukur dosis secara tepat. Jangan menggunakan sendok teh karena tidak ada standar ukuran sendok teh.
2.      SUNTIKAN
Obat suntik biasanya harus diberikan oleh petugas kesehatan yaitu dokter, perawat, atau bidan. Namun, apabila obat suntik ini diperlukan dalam jangka waktu yang lama maka kita bisa melakukannya sendiri dengan belajar menyuntik terlebih dahulu. Obat diberikan dalam bentuk suntikan karena beberapa alasan:
®      Perlu efek yang cepat.
®      Perlu efek lokal, misal tempat suntikan.
®  Tidak bisa diberikan lewat mulut (misalnya karena akan dirusak oleh cairan lambung, penyerapan jelek, merangsang lambung, penderita selalu muntah atau penderita dalam keadaan pingsan).

Suntikan melalui vena akan lebih cepat bekerja daripada obat suntikan lewat otot ataupun bawah kulit. Cara pemberian suntikan tergantung pada keadaan penyakit dan jenis dari obat itu sendiri

3.      Supositoria
Supositoria merupakan bentuk obat yang penggunaannya dimasukkan ke dalam dubur. Obat diberikan dalam bentuk supositoria karena:
  • Perlu efek lokal, misal untuk wasir dan sebagai enema.
  • Tidak bisa diberikan lewat mulut.
Apabila supositoria menjadi lunak, dinginkan dalam kulkas selama 30 menit supaya mengeras kembali, atau simpanlah di dalam kulkas.

Cara menggunakan supositoria:
  • Buka pembungkus obat.
  • Basahilah supositoria dan masukkan jari dalam air.
  • Berbaring miring dengan tungkai yang di bawah lurus, dan yang di atas ditekuk.
  • Masukkan supositoria, kira-kira 2 cm ke dalam dubur.
  • Terus berbaring selama 15 menit.
  • Cuci tangan dengan air sabun untuk menghilangkan kotoran.
4.     OVULA DAN TABLET VAGINA

Ovula merupakan bentuk sediaan padat yang cara penggunaannya dimasukkan ke dalam vagina. Ovula harus digunakan terus meskipun dalam keadaan menstruasi, tetapi bersetubuh sebaiknya dihindari dahulu selama pengobatan. Apabila sedang hamil, konsultasikan ke dokter.

Ovula mirip dengan supositoria yang sifatnya mudah lunak. Apabila jadi lembek, dinginkan dalam kulkas selama 30 menit supaya mengeras sebelum dimasukkan atau simpan dalam kulkas.

Cara memasukkan ovula atau tablet vagina yaitu:
  • Cuci tangan dengan air sabun (untuk mencegah infeksi vagina atau saluran kencing).
  • Buka pembungkus obat.
  • Berbaring telentang dengan kedua lutut ditekuk.
  • Gunakan jari atau aplikator untuk memasukkan ovula atau tablet vaginal sejauh mungkin ke lubang vagina.
  • Terus berbaring sampai 15 menit.
  • Cuci tangan.
  • Apabila diperlukan, pakailah pembalut wanita untuk mencegah pakaian menjadi kotor.
5.     OBAT TOPIKAL

Obat topikal merupakan jenis obat yang langsung dioleskan pada bagian yang memerlukannya. Terdapat empat macam obat topikal, yakni kulit, mata, telinga, dan hidung.

6. Obat kulit

Obat kulit bisa dalam bentuk krim, salep, cairan, ataupun perekat transdermal. Terdapat dua aturan penting untuk obat kulit, yaitu:
  • Gunakan sesuai petunjuk untuk mencegah penyerapan yang berlebihan dalam darah sehingga bisa menyebabkan efek samping sistemik (mempengaruhi seluruh sistem tubuh). Beberapa jenis obat kulit hanya untuk dioleskan tipis-tipis di kulit seperti krim steroid, sedang yang lain harus sampai dipijat-pijat.
  • Cuci tangan setelah mengoleskan obat untuk mencegah reaksi dengan jari-jari tangan Anda atau mengenai bagian mata ataupun mulut.
Cara menggunakan krim atau salep:
  • Cuci tangan.
  • Bersihkan bagian yang akan diolesi.
  • Oleskan obat di bagian yang membutuhkan tipis-tipis.
  • Ratakan obat pada kulit, kecuali kalau memang dilarang.
  • Cuci tangan dengan air sabun.
6.      Perekat transdermal
Jenis obat kulit yang satu ini harus dilekatkan pada kulit. Obat dalam perekat akan dilepas perlahan-lahan masuk ke dalam kulit. Terdapat empat aturan penting untuk perekat transdermal:
  • Pilihlah bagian kulit yang tidak berambut dan bebas luka, jaringan parut, dan radang.
  • Bersihkan bagian kulit dengan air.
  • Buanglah obat perekat yang lama untuk diganti dengan yang baru, tetapi harus di tempat yang berbeda.
  • Jangan memotong besarnya perekat untuk menyesuaikan jumlah dosisnya.
7.      Obat mata
Obat mata bisa dalam bentuk tetes mata atau salep mata. Terdapat tiga aturan penting untuk obat mata:
  • Jangan sampai alat tetes mata menyentuh permukaan mata karena mata sangat rentan terhadap infeksi.
  • Buanglah sisa obat mata setelah disimpan selama satu bulan karena akan rusak dengan cepat.
  • Buanglah obat mata bila berubah warna ataupun terbentuk partikel-partikel.
Cara pemakaian tetes mata:
  • Cuci tangan.
  • Kocok supaya tetes mata tercampur dengan baik.
  • Tengadahkan mata dan lihat ke atas.
  • Bukalah pelupuk mata bawah dengan jari.
  • Peganglah alat penetes sedekat mungkin dengan kantong pelupuk mata bawah tanpa menyentuhnya.
  • Teteskan satu tetes ke dalam kantong mata, dan tutup mata perlahan-lahan untuk mencegah jangan sampai obat menetes keluar mata.
  • Terus tutup mata sampai 1-2 menit. Apabila harus meneteskan obat yang lain, tunggu sekitar 5 menit sebelum kembali meneteskan obat ke dalam mata.
Cara pemakaian salep mata:
  • Cuci tangan dengan air sabun.
  • Tengadahkan kepala dan lihat ke atas.
  • Bukalah pelupuk mata bagian bawah dengan jari.
  • Peganglah alat aplikator sedekat mungkin tanpa menyentuh permukaan mata.
  • Oleskan sekitar 1 cm salep ke dalam mata. Tutup mata dan berkedip-kediplah beberapa kali.
  • Terus tutup mata sampai 1-2 menit. Apabila perlu mengoleskan salep mata yang lain, tunggu sampai 10 menit sebelum mengoleskan kembali.
8.      Obat telinga
Cara pemakaian obat telinga:
  • Berbaring/tengadahkan kepala sehingga telinga yang akan diobati menghadap ke atas.
  • Kocok botol untuk mencampur obat telinga dengan baik.
  • Tarik daun telinga ke atas dan ke belakang untuk meluruskan liang telinga (untuk anak-anak, tarik ke bawah dan ke belakang).
  • Teteskan sebanyak yang dianjurkan ke liang telinga.
  • Telinga tetap menghadap ke atas sampai 5 menit supaya cairan masuk ke telinga.
9.      Obat hidung
Cara pemakaian obat hidung:
  • Bersihkan hidung dengan cara mengeluarkan ingus.
  • Kocok obat hidung.
  • Tengadahkan kepala sambil duduk atau berdiri atau berbaring telentang dengan kepala tergantung di pinggir tempat tidur.
  • Masukkan aplikator sekitar 1 cm ke dalam hidung tanpa menyentuh sisi dalam hidung.
  • Teteskan sejumlah yang dianjurkan.
  • Tetaplah tengadah sampai 1-2 menit supaya obat merata ke seluruh bagian hidung.
Cara pemakaian semprotan hidung:
  • Bersihkan hidung.
  • Kocok kuat-kuat untuk meratakan aerosol.
  • Tengadahkan sedikit kepala.
  • Tutup satu cuping hidung dengan jari, dan masukkan ujung botol semprot ke dalam cuping hidung satunya.
  • Aktifkan semprotan hidung, dan pada saat yang sama, tarik nafas perlahan melalui cuping hidung. Hembuskan nafas melalui mulut.
  • Ulangi untuk cuping hidung yang sebelahnya.
  • Bersihkan ujung alat yang masuk ke hidung sebelum ditutup kembali.
(Disadur dari buku Panduan Kesehatan Keluarga)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar